mitsubishi

SEDIA PAYUNG

Baca: Nehemia 2:1-8


Maka aku berdoa kepada Allah semesta langit. (Nehemia 2:4)


Diserbu musim kering dahsyat, tiga petani sepakat untuk berdoa memohon hujan. Setiap hari mereka berlutut di sawah. Kekeringan tetap merajalela. Mereka pun tetap berdoa. Suatu hari seorang asing bertanya pada mereka, dan menggelengkan kepala ketika mendengar jawaban mereka. Ketiga petani meyakinkan si orang asing akan keseriusan doa itu. Karena ia masih saja menggelengkan kepala, para petani itu tersinggung dan bertanya, "Coba kalau kamu jadi kami, apa yang akan kau lakukan?" Jawabnya, "Aku akan berdoa dan membawa payung--siap-siap menyambut hujan."


BERDOA BUKAN SEKEDAR UCAPAN,
PERLU KESIAPAN MENYAMBUT PERUBAHAN YANG DINANTIKAN

Nehemia seorang pendoa yang serius. Memoarnya dibuka dengan kisah bagaimana ia dengan serius berdoa untuk bangsanya (psl. 1), seperti yang dikatakannya tatkala raja Artahsasta bertanya kepadanya (ay. 4). Tetapi, ia bukan hanya berdoa meratapi nasib bangsanya. Ia juga menyusun rencana untuk berkunjung ke Yerusalem demi membangun kembali tembok-temboknya yang sudah runtuh (ay. 5). Langkah pertamanya adalah meminta restu sekaligus surat jalan dari raja (ay. 7-8). Ia berdoa dengan iman dan melakukan langkah-langkah iman.



Lazimnya kita berdoa supaya terjadi perubahan. Namun, sudahkah kita sungguh siap jika hal itu benar-benar terjadi? Kita berdoa minta tubuh sehat. Siapkah kita untuk hidup sehat: mengonsumsi makanan sehat dan berpikir serta beraktivitas sehat? Kita minta sukses. Sudahkah kita punya etos kerja yang tinggi, bekerja keras, bijaksana membagi waktu layaknya orang-orang sukses? Jika hujan yang kita minta, siapkanlah payungnya!


Source : http://www.renunganharian.net/2015/64-mei/1406-sedia-payung.html
Telah

No comments:

Post a Comment